KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
June 8, 2012  |  By Ellen K In Pengasuhan
Teknik Disiplin Terburuk #8
"Nakal!" "Bodoh!" Mempermalukan masih jadi teknik yang umum dipakai. (Dok. Istimewa)
"Nakal!" "Bodoh!" Mempermalukan masih jadi teknik yang umum dipakai. (Dok. Istimewa)
Post Views: 65

Dalam buku Discipline yang ditulisnya, psikoterapis spesialis masalah keluarga James Windell menyebut tindak mempermalukan sebagai teknik disiplin terburuk kedelapan dari sepuluh yang sering dikerjakan oleh orangtua.

Apakah kita sungguh ingin anak-anak tumbuh kuat secara emosional dan nyaman dengan diri mereka sendiri? Jika ya, maka Windell berharap mempermalukan atau merendahkan atau mengucapkan hal-hal yang menghina mereka harus disingkirkan dari perbendaharaan teknik disiplin kita.

Yang dimaksud dengan mempermalukan atau merendahkan adalah kata-kata yang membuat anak merasa kecil (“Kenapa tingkahmu seperti anak bayi?”), merasa tidak mampu (“Kamu itu sudah besar, tapi kelakuanmu kok seperti anak kecil!”), merasa bodoh (“Tolol sekali! Masa begitu saja tidak bisa sih?”), dan merasa tak aman (“Mama tidak tahan pada kalian! Mama mau pergi, pergi selama-lamanya!”).

Beberapa anak balita bermain bersama sementara ibu-ibu mereka mengawasi sambil mengobrol sendiri. Ibu S dan anaknya M terlibat di sana.

Suatu saat M mengambil mainan yang sedang dimainkan oleh temannya. Kedua anak itu akhirnya berebut dan menangis.

Karena tak enak hati, ibu S buru-buru memukul tangan M sambil membentak, “Kembalikan! Nakal kamu!” Lalu sambil berpaling ke arah ibu-ibu yang lain, ia berkata, “Memang anak ini bandel. Di rumah juga begitu, senangnya bikin rusuh.”

Mempermalukan adalah teknik yang umum sekali dipakai orangtua di mana-mana, bahkan di keluarga-keluarga yang paling ‘manis’ dan tak pernah melakukan kekerasan fisik. Bukan hanya orangtua. Kata-kata yang pedas seperti ini juga sering terdengar dilontarkan oleh guru-guru di sekolah.

Studi di Kanada menemukan bahwa hanya 4% anak yang merasa tidak pernah mengalami dipermalukan oleh orangtua dalam arti “pernyataan-pernyataan yang menolak, merendahkan, meneror, mengkritik secara destruktif, atau menghina” (Solomon & Serres, 1999).

Windell menegaskan: Tak seorang pun ayah atau ibu (atau guru), kalau dia betul-betul ingin anak memiliki percaya diri yang kuat, akan coba-coba mempermainkan harga diri anak, menggodanya dengan ‘candaan’ menghina terus-terusan, atau memakai bahasa sarkastis, meremehkan, atau komentar-komentar lain yang meruntuhkan martabat anak, apalagi di hadapan teman-temannya. (Bersambung)

 

Serial artikel 10 Teknik Disiplin Terburuk:
1.  Kekerasan Fisik
2.  Paksaan/Ancaman
3.  Teriakan/Bentakan
4.  Tuntutan Seketika
5.  Nagging (Desakan)
6.  Ceramah Moral
7.  Reaksi Emosional Berlebihan
8.  Mempermalukan
9.  Memasang Perangkap
10. Membangkitkan Rasa Bersalah Berlebihan

Facebook Comments

Article by Ellen K

Ellen Kristi. Ibu tiga anak homeschooler, praktisi metode CM dan penulis buku "Cinta Yang Berpikir", berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat ellenkristi@gmail.com

Previous StoryTeknik Disiplin Terburuk #7
Next StoryTeknik Disiplin Terburuk #9

Related Articles

  • manca_tantrum_736_420
    Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak?
    View Details
  • piano_736_420
    Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat?
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • Menyelaraskan Resolusi Tahun Baru dan Tujuan Hidup January 17, 2021
  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? January 15, 2021
  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? January 13, 2021
  • Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat? January 11, 2021
  • Profesi Mana yang Paling Tepat Untuk Anak Tekuni? January 6, 2021
  • Membantu Anak Belajar dari Masa Lalu Orangtuanya January 5, 2021
  • Membesarkan Anak Bukan Hanya Urusan Ibu-ibu January 4, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #5 January 3, 2021
  • Bahayanya Membandingkan Diri dengan Praktisi CM Senior December 18, 2020
  • Sekilas Panduan CM Soal Belajar Geografi December 17, 2020

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? 1.4k views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 13, 2021
  • Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya 891 views | 0 comments | by Ellen K | posted on November 22, 2011
  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? 807 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 15, 2021
  • Tunjukkan Cinta Lewat Waktu 401 views | 0 comments | by Ellen K | posted on November 26, 2011
  • Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat? 272 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 11, 2021

KOMENTAR TERKINI

  • Ellen K on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Anita on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Erlin on Podcast #29: Menyiapkan Anak Belajar Membaca
  • Ika on Podcast #28: Menyusun Jadwal Belajar Keseharian
  • Ellen K on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #4
  • indri on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #4

Visitors

Today: 118

Yesterday: 1137

This Week: 118

This Month: 18938

Total: 197144

Currently Online: 118

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.