Selamat Datang dari Pendiri CM Indonesia!

Halo, salam kenal!
Mungkin ini pertama kali anda berkunjung, bahkan mungkin pertama kali mendengar nama Charlotte Mason (CM). Sebelum anda jalan-jalan mengitari web ini, izinkan saya mengklarifikasi satu kecurigaan yang sering muncul. Apa Charlotte Mason ini ada hubungannya dengan sindikat rahasia Freemason? Ehm … izin garuk-garuk kepala (dan nyengir) sebentar ya 🙂
Begini, hubungan keduanya tentu saja: yang satu Charlotte Mason, yang satu Free-mason, sama-sama ada kata mason. Mason bagi Charlotte adalah marganya, indikasi bahwa nenek moyangnya dulu berprofesi tukang batu. Kalau Freemason, terus terang saya tidak paham. Sejauh saya mendalami riwayat Charlotte Mason (1842-1923), karya-karyanya murni tentang pendidikan. Tak ada catatan sangkut pautnya dengan organisasi berbahaya. Jika anda ingin tahu lebih jelas, sila baca laman Profil Charlotte Mason.
Situs ini didedikasikan sebagai media informasi pendidikan karakter dari sudut pandang filosofi dan metode CM. Betul, betul, Charlotte itu orang Inggris. Pemikirannya pasti bias Eropa. Apa bisa diterapkan di Indonesia? Justru itu. Saya mendapati gagasan CM itu sangat universal, dan sangat relevan untuk anak-anak Indonesia.
Saya berkenalan dengan metode CM tahun 2007, waktu keluarga kami memutuskan jadi homeschooler. Sejak itu, saya rajin berbagi tentang metode CM. Syukurlah, saya mendapat banyak teman karenanya. Grup fb Komunitas Charlotte Mason Indonesia terus bertambah jumlahnya. Keluarga homeschooler yang menjadi praktisi metode CM juga bertambah. Mereka ikut berperan di situs ini sebagai kontributor artikel dan foto.
Sampai di sini, saya beri disclaimer dulu deh. Metode CM dipopulerkan di Indonesia oleh homeschooler, tapi bukan berarti hanya milik homeschooler. Asal setuju pada filosofinya dan paham prinsip-prinsipnya, guru dan pendidik jalur dan jenjang apa pun bisa menerapkan metode CM. Sila baca buku Cinta yang Berpikir soal itu.
Intinya, visi pendidikan CM adalah watak luhur – anak-anak yang berjiwa dan berpikiran besar, cinta belajar, berbudaya, cendekia, berbakti pada sesama, tapi juga profesional. Magnanimity, insan kamil, imago Dei, apalah itu nama-nama keren untuk menggambarkan manusia terbaik.
Charlotte mengkritik keras pendidikan yang tujuannya hanya mencetak tenaga kerja terampil bagi dunia industri. Mengabaikan aspek hakiki mereka sebagai manusia akan membuat anak-anak mengalami “busung lapar spiritual”. Bukan cuma siswa, para guru pun menderita dalam sistem pendidikan yang utilitarian. Dan dalam jangka panjang, peradaban dunia dan kelestarian alam ini akan dirugikan, bahkan hancur, apabila pendidikan “disetir oleh kuasa kepentingan ekonomi yang motifnya terlalu sempit dan utilitarian” (Vol. 6, hlm 280).
Anda berminat tahu lebih banyak soal filosofi pendidikan dan metode Charlotte Mason? Sila selancari situs ini sepuasnya. Semoga bermanfaat.
Salam hangat selalu!
(Ellen Kristi)