KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
May 22, 2012  |  By Ellen K In Pengasuhan
Teknik Disiplin Terburuk #4
Anak biasanya tidak mau menurut seketika. (Dok. Istimewa)
Anak biasanya tidak mau menurut seketika. (Dok. Istimewa)
Post Views: 81

Peringkat keempat dari 10 Teknik Disiplin Terburuk menurut psikoterapis James Windell, dalam bukunya Discipline, adalah tuntutan seketika. Teknik verbal ini jarang efektif dan justru mendatangkan problem perilaku dari anak.

Tuntutan seketika ini biasanya satu paket, dikerjakan berbarengan dengan berteriak atau membentak. Sangat umum mendengar orangtua berseru, “Cepat lakukan itu sekarang!” atau “Bersihkan saat ini juga!” Seperti kisah Ibu N berikut ini.

C, putra Ibu N yang berumur enam tahun, sudah hafal betul kebiasaan ibunya menuntut ketaatan seketika.

“Kalau kamu tidak berhenti mengganggu adikmu, Ibu pukul nanti!”

“Berhenti mengganggu adikmu sekarang juga!”

Seruan-seruan itu tidak menyurutkan C. Maka beberapa menit kemudian terdengar lagi bentakan Ibu N, “Kau dengar Ibu tidak? Berhenti sekarang!”

Begitulah, setiap kali C melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi sang ibu, akan muncul tuntutan baru supaya C menghentikan perilakunya “sekarang!”.

C, tentu saja, jarang merespon tuntutan-tuntutan ini. Dan sikap C itu tambah lagi membuat Ibu N kesal dan mengomel. Lebih banyak perintah dikeluarkan, yang kemudian berakhir dengan sentakan di kerah baju C.

Kalau Ibu N menggoncang-goncang badan C terlalu keras, lalu C terjatuh, maka muncul lagi perintah baru, “Diam! Berhenti menangis! Ibu tadi tidak menyakitimu! Ibu bilang, stop menangis C!”

Menurut Windell, anak di atas usia 15 bulan biasanya sudah tidak mau lagi menurut seketika. Hanya ketika anak merasa begitu terintimidasi atau takut, ia akan pasrah pada orangtua yang suka menuntut.

Penolakan pada tuntutan seketika ada kaitannya dengan kodrat manusia. “Kita merasa kehilangan harga diri ketika kita menaati orang yang semena-mena memberi perintah atau menuntut ketaatan seketika,” terang Windell.

Orang-orang dewasa benci sekali diperlakukan sewenang-wenang dan sangat masuk akal kalau anak-anak pun merasakan hal yang sama. Resep mudah untuk memunculkan tantrum atau adu urat antara orangtua dan anak adalah ibu atau bapak yang tiba-tiba menyuruh, “Ayo cepat tidur!” atau “Hentikan itu sekarang juga!”.

Situasinya akan berbeda apabila orangtua menghindari perintah untuk perubahan yang mendadak dan memberikan peringatan atau perkiraan waktu. Kebanyakan anak memberi respon lebih baik ketika diberi amaran, “Lima belas menit lagi waktu bermain habis dan lampu kamar akan dimatikan.” Peringatan itu bisa diberikan lagi setiap lima menit, mungkin, maka pada saat menit M tiba, anak-anak sudah tidak terkejut dan siap.

Rata-rata anak butuh waktu transisi untuk menghentikan apa yang dia sedang kerjakan. Mereka enggan merespon perintah yang mendadak (“Cukup mewarnainya, sekarang simpan semua itu dan makan!”) dan tak bisa diharapkan langsung menurut seperti robot. (Bersambung)

 

Serial artikel 10 Teknik Disiplin Terburuk:
1.  Kekerasan Fisik
2.  Paksaan/Ancaman
3.  Teriakan/Bentakan
4.  Tuntutan Seketika
5.  Nagging (Desakan)
6.  Ceramah Moral
7.  Reaksi Emosional Berlebihan
8.  Mempermalukan
9.  Memasang Perangkap
10. Membangkitkan Rasa Bersalah Berlebihan

Facebook Comments

Article by Ellen K

Ellen Kristi. Ibu tiga anak homeschooler, praktisi metode CM dan penulis buku "Cinta Yang Berpikir", berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat ellenkristi@gmail.com

Previous StoryTeknik Disiplin Terburuk #3
Next StoryTeknik Disiplin Terburuk #5

Related Articles

  • ular naga_736_420
    Apa Ruginya Kalau Anak Tidak Kenal Ninabobo dan Tembang Dolanan?
    View Details
  • tumbang anak_736_420
    Menguatkan Fondasi Proses Belajar Anak Sejak Usia Dini
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • Mendampingi Anak Belajar Seni Berpuisi February 28, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Pelatihan Mendewasakan Emosi” Angkatan #4 February 18, 2021
  • Podcast #35: Belajar Sastra ala Metode CM February 14, 2021
  • Pelajaran Berhitung Pertama Anak Prasekolah February 11, 2021
  • Apa Ruginya Kalau Anak Tidak Kenal Ninabobo dan Tembang Dolanan? February 9, 2021
  • Podcast #34: Tetap Kalem Saat Anak Emosional February 6, 2021
  • Refleksi Seorang Guru tentang Kesalahan Umum Orangtua dan Guru February 5, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6 February 3, 2021
  • Yang Harus Dibenahi dalam Pendidikan Sains Kita February 2, 2021
  • Podcast #33: Proses Belajar Menulis Kreatif ala Metode CM January 30, 2021

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • Mendampingi Anak Belajar Seni Berpuisi 161 views | 0 comments | by admin | posted on February 28, 2021
  • 10 Ciri Pribadi Kekanak-kanakan dan Solusinya 146 views | 0 comments | by admin | posted on September 16, 2017
  • Rilis Rekomendasi Tim Kurikulum CMid Tahap #1 62 views | 0 comments | by admin | posted on February 12, 2019
  • Mengapa Anak Tantrum dan Cara Terbaik Menghadapinya 58 views | 0 comments | by Ellen K | posted on August 1, 2012
  • DIBUKA: Program Daring “Pelatihan Mendewasakan Emosi” Angkatan #4 38 views | 0 comments | by admin | posted on February 18, 2021

KOMENTAR TERKINI

  • Ellen K on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Sizi on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Ellen K on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Normalita h on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Ardiba on Pendidikan ala CM untuk Keluarga Muslim
  • Ellen K on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya

Visitors

Today: 455

Yesterday: 610

This Week: 3609

This Month: 12014

Total: 245298

Currently Online: 121

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.