Setelah kekerasan fisik, psikoterapis James Windell dalam bukunya Discipline: A Sourcebook 50 Failsafe Techniques for Parents menyebutkan paksaan (coercion) sebagai teknik disiplin terburuk kedua dalam daftar 10 Teknik Disiplin Terburuk.
Teknik ini mirip dengan kekerasan fisik, karena melibatkan tindakan fisik secara langsung maupun tak langsung. Apabila anak tidak mau bekerjasama, orangtua seringkali merasa tidak punya cara lain untuk membuat mereka menurut selain dengan kekerasan dan ancaman. Berikut ini contoh bagaimana seorang bapak menggunaan paksaan sebagai cara memperoleh ketaatan.
Bapak C sedang berada di ruang tungu dokter karena anaknya, N, harus memperoleh suntikan anti alergi dua bulanan. Sementara mereka menunggu, N mulai asyik bermain halma dengan anak lain. Ketika perawat memanggil nama N, dia berpura-pura tidak dengar dan terus bermain.
“Cepat masuk, N!” tuntut Bapak C.
“Tidak mau!” jawab N, masih duduk di lantai untuk menggerakkan bidak halmanya.
“Bapak bilang, masuk!” tuntut sang ayah, nada keras muncul dalam suaranya. “Namamu sudah dipanggil, dan kamu harus masuk!”
N bergeming. Dia tahu ayahnya akan datang dan menariknya, maka dia berpegangan erat ke sebuah kursi. Betul, Bapak C menyambar kaos N dan mulai menyeretnya.
“Lepaskan kursi itu!” bentak Bapak C sementara berusaha melepaskan pegangan N dari kursi. Tarik menarik ini berlangsung ulet,
Bapak C kini mengancam N. “Masuk sekarang, atau kau akan dapat masalah besar nanti di rumah!”
N menyadari bahwa ancaman ayahnya bukan sekedar sesumbar, akhirnya menyerah. “Aku benci ayah!” katanya sambil cemberut dan berjalan menghentak-hentakkan kaki ke ruang periksa dokter.
Windell juga melihat kesamaan respons anak terhadap paksaan dan kekerasan fisik. Anak-anak menjadi marah pada ayah atau ibunya dan menjauhkan diri dari orangtua mereka. Para orangtua yang sering memakai paksaan seperti ini sebagai teknik disiplin banyak mengeluhkan sikap anak-anak mereka yang suka berbohong atau tidak berterus terang, melakukan berbagai hal diam-diam tanpa sepengetahuan mereka. Sikap-sikap itu sebenarnya dampak wajar ketika anak menghindari konflik dengan sikap keras orangtua. (Bersambung)
Serial artikel 10 Teknik Disiplin Terburuk:
1. Kekerasan Fisik
2. Paksaan/Ancaman
3. Teriakan/Bentakan
4. Tuntutan Seketika
5. Nagging (Desakan)
6. Ceramah Moral
7. Reaksi Emosional Berlebihan
8. Mempermalukan
9. Memasang Perangkap
10. Membangkitkan Rasa Bersalah Berlebihan
no replies