Salah satu prinsip yang paling saya sukai dari gaya belajar khas CM adalah short lessons. Setiap mata pelajaran digarap dalam durasi singkat, sehingga anak memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan hal-hal lain yang menarik minatnya.
Pembelajaran akademik anak sulung saya Yosua (9 tahun) setiap hari hanya makan waktu 2,5 sampai 3 jam. Cukup singkat jika dibandingkan durasi belajar di sekolah formal. Namun, dalam waktu singkat itu banyak materi yang tercakup. Biasanya jika tidak ada jadwal ke luar rumah sejak pagi, proses belajar formalnya akan dimulai dengan pembacaan Alkitab sekitar 30 menit, dilanjutkan matematika 45 menit, bahasa Inggris 20 menit, menulis indah 10 menit.
Sementara, untuk baca living books yang kemudian dinarasikan, biasanya kami ambil jam setelah makan siang, bahkan terkadang sore atau malam hari. Saya membacakan baginya satu atau dua judul. Itu makan waktu total 60-75 menit, sudah termasuk proses narasi. Beberapa judul buku yang jadi materi pelajaran Yosua saat ini:
- A Child’s History of the World oleh Virgil M. Hillyer
- Trial and Triumph oleh Richard M. Hannula
- The Burgess Animal Book for Children oleh Thornton Burgess
- Bumi dan Antariksa, seri “Hastakarya Anak-anak”, terjemahan dari World and Space seri “Childcraft” – The How and Why Library.
- Elementary Geography oleh Charlotte Mason
- Kitab Ramayana oleh C. Rajagopalachari
- Wonderful Wizard of Oz oleh Lyman Frank Baum
- Understood Betsy oleh Dorothy Canfield Fisher
- Pilgrim Progress oleh John Bunyan
Dalam jadwal belajar mingguannya, saya juga memasukkan kegiatan hastakarya (handicraft), sebisa mungkin nature walk dan nature study, pembelajaran lagu himne atau lagu daerah dan lagu kebangsaan, pengenalan lukisan maestro. Sembari makan siang, saya perdengarkan musik klasik dari youtube. Untuk bacaan bebas yang tak perlu dinarasikan, waktunya malam sebelum tidur (saat ini Yosua sedang menghabiskan serial The Lord of the Rings karya JRR Tolkien).
Karena jam belajar pendek, Yosua memiliki cukup banyak waktu untuk hobinya. Saat ini ia sedang menggemari musik. Sejak melihat pertunjukan orkestra livebeberapa waktu lalu, Yosua penasaran pada banyak alat musik. Ia juga menyampaikan keinginan untuk belajar main flute, biola, bahkan gitar listrik. Ia juga gemar mencoba-coba bikin lagu sendiri. Tak jarang ia minta dicarikan notasi lagu favoritnya lalu coba memainkannya di piano. Soal piano ini, boleh dibilang tiada hari tanpa bermain piano. Pagi sebangun tidur, hal pertama yang dilakukannya adalah main piano.
Yosua juga hobi menggambar. Di waktu senggang, biasanya ia akan mengambil kertas dan pensil. Tangan kanannya mulai membuat goresan-goresan sesuai imajinasinya.
Hobi lain Yosua: menulis cerita. Kadang ia menulis sendiri di atas kertas, kadang minta saya atau suami mengetikkan. Ia akan puas sekali saat cerita karangannya kami buat jadi buku dengan gambar hasil karyanya di sampul depan. Makin bersemangat lagi ia kalau buku-buku karangannya ini kami perbanyak. Yosua lantas menjual buku-buku itu di kalangan teman-teman komunitas kami.
Sekali lagi, dengan short lessons, durasi belajar yang pendek untuk tiap mata pelajaran, banyak hal yang dapat diperoleh anak sekaligus ia tetap punya banyak waktu mengembangkan minat dan bakatnya. Satu yang tak kalah penting, waktu ibunya juga longgar. Pekerjaan penting saya yang lain tetap bisa berjalan beriringan dengan tugas memfasilitasi proses pendidikan anak-anak. Asyik, bukan?
no replies