KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • CMid
    • Tentang CMid
    • Keanggotaan CMid
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • BAHAN BELAJAR
    • PRINTABLES
      • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • CYB
    • DESKRIPSI CYB
    • RESELLER & DROPSHIPPER
  • ARTIKEL
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • BERITA
  • CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • CMid
    • Tentang CMid
    • Keanggotaan CMid
  • KOLOM
  • PODCAST
  • BAHAN BELAJAR
    • PRINTABLES
      • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • CYB
    • DESKRIPSI CYB
    • RESELLER & DROPSHIPPER
  • ARTIKEL
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • BERITA
January 15, 2021  |  By Ellen K In Mancanegara, Pengasuhan
Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak?
manca_tantrum_736_420
Post Views: 1,288

Agar seorang anak berhasil menjadi pribadi yang dewasa dalam karakter, kita harus membuatnya mengikuti dua prinsip yang sekilas tampak bertentangan.

Pertama, prinsip ketaatan – anak harus terlatih menundukkan hasrat-hasrat liar dalam dirinya pada hukum alam dan moralitas. Kedua, prinsip kebebasan – anak harus terlatih membuat pilihan bertindak dewasa secara merdeka dan atas kesadarannya sendiri.

Menyelaraskan dua prinsip ini sama sekali bukan hal mudah. Sayang, tantangan sesulit ini terlalu jarang direnungkan oleh para ayah-ibu, guru, sekolah, dan otoritas pendidikan. Alhasil, di tengah upaya-upaya memutakhirkan praktik pendidikan, kita lihat perkembangan karakter generasi muda kita belum terlalu menggembirakan.

***

Setiap anak secara intuitif tahu bahwa di dunia ini ia telah dititipkan oleh pada otoritas-otoritas yang berwenang mengaturnya. Namun, apakah anak itu akan betul-betul tunduk atau tidak, itu bakal tergantung pada si pemegang otoritas.

Respek anak pada wibawa ayah-ibu dan guru harus dimenangkan lewat paduan ketegasan sekaligus kelembutan. Ini artinya kita bertugas menemukan jalan tengah antara meminta ketaatan tanpa syarat sekaligus memberi ruang untuk kebebasan memilih.

Segala macam kesulitan menghadapi problem perilaku anak adalah indikasi bahwa kita belum berhasil mendamaikan prinsip ketaatan dan prinsip kebebasan, sikap tegas dan sikap lemah lembut, dalam suatu formula yang pas.

***

Bagaimana kongkritnya memadukan ketaatan dan kebebasan, ketegasan dan kelemahlebutan? Yang pasti kita harus kita harus menghindari hal-hal berikut ini:

(1) memberi perintah secara emosional atau impulsif, tanpa dipikir dulu baik-baik;

(2) membuat aturan tapi tidak menegakkannya secara konsisten;

(3) menuntut anak berperilaku baik tanpa memberitahu dan melatihkan padanya cara berperilaku baik itu secara sistematis, tapi langsung memarahinya ketika dia tidak berperilaku sesuai harapan kira;

(4) memberi anak kebebasan memilih yang semu – alih-alih membiarkan anak betul-betul memilih dan menanggung konsekuensinya, kita hanya seolah-olah memberinya hak memilih padahal secara “halus” mengkondisikannya memilih pilihan kita dengan berbagai cara.

Zaman bergerak, selalu muncul tren baru yang berbeda dari tatanan konvensional. Pendidik yang berpikiran sempit akan terlalu khawatir pada “pengaruh luar” terhadap kemurnian anak-anaknya, lalu melarang mereka bersentuhan dengan apa pun yang di luar tradisinya.

Namun, bagaimana kita tahu bahwa karakter anak kita sudah kokoh kalau dia hidup melulu di zona aman? Kita harus ingat bahwa segala rupa gemblengan yang kita berikan di rumah dan sekolah itu tujuannya agar anak siap terjun ke dunia nyata sebagai sekolah kehidupan sejati.

Orangtua dan guru yang bijak selalu menerapkan seni tarik ulur, mengayomi dan melepas. Justru lewat bertemu perbedaan dan keberagaman, segala macam arus baik dan buruk, anak menemukan jatidiri dan misi personalnya yang istimewa.

***

Dalam diri tiap anak tersimpan harta karun potensi yang, sayangnya, belum tentu teraktualisasi jika para pendidiknya tak berkomitmen.

Seorang calon ilmuwan yang berkomitmen akan belajar siang-malam, melakukan pengamatan dan eksperimen, mencatat dengan teliti, sampai ia bisa membuat berbagai terobosan yang berguna. Kesungguhan selalu dibutuhkan untuk menjadi pakar suatu bidang.

Nah, berapa banyak ayah-ibu atau guru yang berusaha sekeras itu untuk menjadi pakar soal mendidik anak? Adakah kita serius mengamati anak kita, mencatat naik-turun tumbuh kembangnya setiap hari, membaca buku-buku, coba-ralat-evaluasi, dan terus progresif memperbaiki cara mendidik? Jika prosesnya saja tidak serius kita jalani, atas dasar apa kita menuntut hasil yang baik?

=========

Tulisan ini disadur dari artikel “Extracts from Progressive Education” yang ditulis oleh Mme. Necker de Saussure dan disunting oleh Charlotte Mason dalam The Parents’ Review Vol. 1 1890/1891.

Sumber Foto: istimewa

Facebook Comments

Article by Ellen K

Ellen Kristi. Ibu tiga anak homeschooler, praktisi metode CM dan penulis buku "Cinta Yang Berpikir", berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat ellenkristi@gmail.com

Previous StoryKe Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu?
Next StoryPodcast #31: Menyelaraskan Resolusi Tahun Baru dan Tujuan Hidup

Related Articles

  • dice_736_420
    Pelajaran Berhitung Pertama Anak Prasekolah
    View Details
  • ular naga_736_420
    Apa Ruginya Kalau Anak Tidak Kenal Ninabobo dan Tembang Dolanan?
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • DIBUKA: Pelatihan “Habit of Attention” Angkatan #5 March 15, 2023
  • DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #5 February 12, 2023
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #13 January 25, 2023
  • DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #4 January 24, 2023
  • DIBUKA: Kelas Cinta yang Berpikir Angkatan #1 & #2 December 9, 2022
  • DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #3 December 9, 2022
  • DIBUKA: Program Daring “Pelatihan Mendewasakan Emosi” Angkatan #11 December 5, 2022
  • DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #2 November 20, 2022
  • DIBUKA: Pelatihan “Habit of Attention” Angkatan #4 November 20, 2022
  • DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #1 October 22, 2022

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • DIBUKA: Pelatihan “Habit of Attention” Angkatan #5 196 views | 0 comments | by admin | posted on March 15, 2023
  • Rekomendasi Buku Lokal dan Terjemahan Selain AO 39 views | 0 comments | by admin | posted on November 8, 2021
  • Pengantar Rekomendasi “Living Books” Tim Kurikulum CMid 38 views | 0 comments | by admin | posted on November 10, 2021
  • Rekomendasi Buku Terjemahan AO 32 views | 0 comments | by admin | posted on November 9, 2021
  • 10 Ciri Pribadi Kekanak-kanakan dan Solusinya 27 views | 0 comments | by admin | posted on September 16, 2017

KOMENTAR TERKINI

  • Wijayanti on DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #5
  • Indrawati Widjanarko on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #13
  • Wijayanti on DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #4
  • Maria Apriliyani on DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #3
  • Christine on DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #2
  • Lailatun Nuriyah on DIBUKA: Sosialisasi CM dan CMid Angkatan #2

Visitors

Today: 265

Yesterday: 302

This Week: 11946

This Month: 50004

Total: 607029

Currently Online: 35

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.