Salah satu kekhasan pendidikan CM adalah narasi. Melalui narasi kita bisa mengevaluasi seberapa banyak yang anak serap dari pelajarannya. Dengan bernarasi seorang anak berlatih untuk beretorika, melatih nalar, imajinasi, dan ingatannya.
Untuk bisa bernarasi dengan baik, Grace dilatih untuk selalu fokus memerhatikan (habit of attention) karena semua materi hanya disampaikan dengan sekali baca (single reading). Banyak sekali hal menarik yang kami alami dari mempraktikkan narasi ini. Yang terutama adalah bagaimana Grace belajar mengutarakan pendapat, menyusun kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang baik, juga bagaimana memilih diksi yang sesuai untuk menyampaikan suatu maksud.
Secara umum Grace bisa memahami apa yang disampaikan, bahkan dia bisa mengingat begitu detil isi beberapa cerita. Saat ini ia masih belum terampil merangkai kata-kata dan menyusunnya dalam kalimat yang baik, suka campur aduk dengan bahasa sehari-hari, meski maksud yang mau ia sampaikan tercapai. Ya, ini proses yang masih terus berjalan …
Seringkali sesudah sesi narasi kami mendiskusikan apa yang sudah dibaca dan didengar. Isu-isu moral apa yang sedang disampaikan oleh suatu cerita dan bagaimana ia memahami dan menanggapinya. Misalnya, sesudah menarasikan kisah Simson dan Delila, Grace berkata, “Aku itu sebetulnya jengkel sekali sama Delila. Menurutku dia itu penipu. Dia berpura-pura menyukai Simson padahal sebetulnya ia ingin mendapat bayaran dari raja-raja Filistin. Jadi dia licik menurutku. Aku jadi kasihan sama Simson.” Atau, dari cerita Arnold Winkelried dia menangkap pesan “keberanian dan orang yang mencintai negara sehingga mau berkorban untuk negara”.
“Lagi, Ma, lagi!” katanya kecewa saat saya memenggal cerita Pangeran Tampan (Prince Darling) untuk dilanjutkan esok hari. “Apa yang membuatmu menyukai cerita ini?” tanya saya. Jawabnya: “Waktu mendengar cerita tentang cincin yang selalu menusuk jari Pangeran setiap kali ia berbuat jahat, aku jadi teringat pada ‘hati nurani’. Hati nurani seperti itu juga kan, Ma? Mengingatkan kita jika kita berbuat jahat. Cerita ini juga membuatku ingin belajar berbuat baik. Rupanya kalau sejak kecil kebiasaan jelek tidak diubah, kalau sudah besar akan sulit mengubahnya.” Wah, respons yang sungguh tidak terduga!
Refleksi Sementara
Syukur pada Tuhan! Rasanya tidak percaya bahwa akhirnya kami sudah sampai minggu ke-11. Tinggal satu minggu terakhir untuk menyelesaikan caturwulan pertama, lalu ujian dan break sejenak sebelum melanjutkan perjalanan kami ke caturwulan selanjutnya.
Tentu saja sebagaimana sebuah perjalanan, ada suka dan duka dalam melewati semua ini. Yang paling saya rasakan adalah perjuangan untuk membuat materi-materi Ambleside Online yang berbahasa Inggris ini bisa diterima oleh Grace yang sehari-harinya berbahasa Indonesia.
Beberapa keluarga CM yang lain memang memilih untuk menyajikan materi langsung dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris kepada anak-anak. Namun bagaimana pun situasi dan kondisi tiap keluarga berbeda dan unik. Akan berat sekali bagi Grace untuk langsung memahami teks dalam bahasa asing sementara sehari-hari ia tidak menggunakan bahasa tersebut. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya saya memutuskan untuk menerjemahkan materi belajarnya dalam bahasa Indonesia sembari tetap memperkenalkannya dengan bahasa Inggris dan memperkuat kemampuannya.
Saya sendiri bersyukur bahwa Grace bisa menikmati prosesnya dengan baik. Tentu saja ada materi yang lebih disukainya daripada materi yang lain. Dia cinta sastra. Narasinya cukup baik. Namun, tampak dia kurang menyukai hafalan sehingga sesi resitasi puisi dan kitab suci menjadi sebuah perjuangan untuknya.
Begitulah proses yang kami lalui selama caturwulan ini dalam mempraktikkan metode CM secara terstruktur. Pergulatan, perjuangan, dan juga disiplin membuat kami bertumbuh menjadi pribadi yang baik. Prosesnya menantang dan kadang melelahkan, namun demikian banyak sekali kegembiraan yang kami dapati di sepanjang jalan. Bagaimana tidak? Dalam proses ini, kami berelasi dengan banyak gagasan, ide-ide besar, karya-karya para pemikir, penemu, pujangga, pahlawan dari segala zaman yang menginspirasi.
Tidak hanya Grace, Louie si kecil pun terlibat dan mendapat manfaat. Saya sendiri sebagai fasilitator turut diperkaya. Memang, ini memang bukan hanya perjalanan Grace seorang. Ini adalah perjalanan kami bersama sebagai sebuah keluarga! (Tamat)
no replies