Semarang, CM Indonesia – Kembali tewasnya taruna baru karena penganiayaan senior di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, membuat geram Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia mengecam keras praktik kekerasan tersebut saat berkunjung di Semarang, Kamis (12/1).
“Apa yang terjadi baru-baru ini (di STIP) adalah sesuatu yang memalukan, tidak patut, dan tidak beradab,” kata Budi di depan ratusan taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, menyikapi tewasnya Amirullah Adityas Putra (18) akibat dipukuli oleh para seniornya.
Menurut Menhub, sebagai taruna sekolah vokasional, para siswa seharusnya bersikap beradab dan berkepandaian tinggi, bukan menjadi manusia yang merugikan. Perilaku buruk siswa yang bersekolah di bawah naungan Kementerian Perhubungan disebutnya akan mencoreng nama baik instansi. “Patut mendapat hukuman tegas,” katanya.
Agar tragedi serupa tidak terulang lagi, Budi berjanji Kementerian Perhubungan akan melakukan pengawasan dan memberi tindakan terhadap siswa yang ketahuan melakukan kekerasan. Dia juga meminta pengelola dan pengajar akademi agar turut mengawasi dan menegakkan aturan.
Meskipun demikian, Kemenhub tidak berniat menutup sekolah yang bersangkutan. “Atas kejadian tersebut, tidak perlu sekolah ditutup, yang perlu adalah mengawasi secara tegas dan menerapkan regulasi,” ujar Budi. Dia berharap lulusan sekolah-sekolah yang berada di bawah kementeriannya bisa jadi manusia yang beradab, berakal sehat, dan berguna bagi nusa-bangsa.
Pada tahun 2014 lalu, STIP Jakarta sudah disorot publik oleh peristiwa serupa yang menimpa Dimas Dikita Handoko (18). Waktu itu, tujuh taruna senior yang menganiaya Dimas hingga tewas dikeluarkan dari STIP dan diproses secara hukum.
Penulis: Ellen Krist
no replies