Semarang, CM Indonesia – Homeschooler butuh berjejaring, berkomunitas, bahkan membentuk gerakan lintas kota demi memenuhi kebutuhannya. Demikian perbincangan di acara Ngobrol Gayeng yang diselenggarakan Keluarga Besar Homeschooler Semarang (Kabeh Mesem), Rabu (26/10).
Puluhan peserta lintas kota ikut serta dalam acara yang bertema “Membangun Komunitas dan Gerakan Homeschooler” itu. Homeschooler dari Jabodetabek, Solo, Salatiga, Magelang, Yogyakarta, sampai Surabaya, datang membawa anak-anak mereka ke aula Rumah Sasongko. Mereka antusias menyimak paparan sesi demi sesi dari para pegiat Indonesia Homeschoolers.
Sesi pertama membahas soal best practice mengembangkan komunitas HS dengan pembicara Mira Julia (Lala) dan Mella Fitriansyah, para pendiri Klub Oase Jakarta. Sesi kedua mengangkat topik “Saatnya Homeschooler Bergerak Bersama”, dengan pembicara Aar Sumardiono dari Rumah Inspirasi dan Ellen Kristi dari Komunitas Charlotte Mason Indonesia.
Di sesi pertama, Mella dan Lala banyak bercerita sejarah Klub Oase. Awalnya adalah rasa membutuhkan teman karena pilihan menjadi homeschooler itu tidak umum. “Meskipun belum ketemu langsung, tahu kalau di kota-kota lain ada orang seperti kita itu membuat semangat,” seloroh Lala mengenang upaya berjejaring yang pernah dikerjakan keluarganya. Mella juga bercerita, tak perlu malu untuk berinisiatif mendatangi keluarga lain dan mengajak mereka berkegiatan bersama.
Dalam sesi kedua, ditekankan bahwa keluarga memang inti proses pendidikan, tetapi homeschooler perlu bergerak lebih luas lagi dan membangun tautan ke luar. “Harus ada keberanian merintis komunitas, supaya bisa berbagi sumberdaya. Dengan merajut jejaring, kita melipatgandakan kekuatan, membuka pintu-pintu kesempatan, mengupayakan pengakuan pada legalitas homeschooling ,” papar Aar. Sesi kedua diakhiri dengan ajakan kepada para homeschoolers untuk lebih giat berkomunitas dan berjejaring. (EK)
no replies