Kita mungkin enggan melihat muka si Upik yang cemberut tiap kali dinasihati, tapi riset berkata dia butuh itu. “Di balik perempuan sukses ada mama cerewet? Gadis-gadis remaja lebih mungkin sukses jika punya ibu yang terus mendorong.” Demikian judul rilis penelitian Universitas Essex (2015).
Tim peneliti Inggris yang dipimpin oleh Ericka G. Rascon-Ramirez mengikuti jalan hidup 15.000 orang gadis berusia 13-14 tahun dalam rentang waktu 10 tahun. Mereka mendapati, remaja putri cenderung sukses jika pengasuh utamanya (sebagian besar ibu) konsisten menyatakan ekspektasi tinggi terhadapnya.
Ukuran kesuksesan yang diukur oleh para peneliti antara lain: remaja putri itu lebih kecil kemungkinan mengalami kehamilan tak diinginkan, lebih besar kemungkinan meneruskan pendidikan ke jenjang sarjana, lebih kecil kemungkinan mandeg dalam pekerjaan bergaji rendah dan tanpa prospek masa depan, lebih kecil kemungkinan mengalami masa menganggur yang panjang.
Tentu saja tak menyenangkan jika nasihat kita direspons oleh remaja dengan mata mencemooh, bantingan pintu, atau mulut merengut. Namun, para peneliti memiliki hipotesis yang menghibur. Kata mereka, makin keras perlawanan remaja terhadap nasihat orangtua, makin besar kemungkinan nasihat itu masuk ke benak mereka.
“Dalam banyak kasus, memang kita berhasil melakukan yang kita anggap lebih menyenangkan buat kita, sekalipun itu kontra dengan kehendak orangtua,” tulis Rascon-Ramirez. “Namun sekeras-kerasnya kita berusaha menolak arahan dari orangtua kita, kemungkinan besar orangtua tetap akhirnya mempengaruhi pilihan-pilihan kita.”
Jadi, lain kali, jika remaja putri (dan juga putra) Anda mengedikkan bahu dan mengerang, “Arrggghhh, Mama ini sungguh menjengkelkan!”, pertahankan kesabaran itu karena sangat mungkin kelak dia akan berkata, “Terima kasih atas nasihatmu yang sangat berguna, Mama!”
Sumber: Inc.
no replies