KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
September 7, 2012  |  By Ellen K In Refleksi CM
Terjalinkah Relasi Anak dengan Bukunya?
Apa tanda-tanda anak bersahabat dengan bukunya? (Dok. MSP)
Apa tanda-tanda anak bersahabat dengan bukunya? (Dok. MSP)
Post Views: 99

“Kita memberi [anak] … banyak living books, karena kita tahu bahwa urusan kita bukanlah mengajarkan segala sesuatu kepadanya, tapi membantunya memiliki sebanyak mungkin relasi dengan perkara dan ide yang ia minati.” (Charlotte Mason, butir filosofi ke-12)

 

Education is a science of relationship, kata Charlotte Mason. Maksudnya, keberhasilan pendidikan bisa diukur dari seberapa banyak dan seberapa dalamkah hubungan batin yang terbentuk antara benak siswa dengan ide, tokoh, peristiwa, keterampilan manual, dan segala macam entitas pengetahuan yang muncul dalam proses belajarnya.

Jadi, tidaklah pantas kita sebagai pendidik berpuas diri ketika anak masih asal tahu saja, asal hafal saja. Dia terlihat bisa karena “sistem kebut semalam” menjelang ujian, lantas lupa setelah masa ujian usai. Yang ideal adalah anak menjadi bergairah dan berminat untuk mendalami sebanyak mungkin hal.

Terkait dengan buku-buku bacaan, pendidikan CM lebih memilih anak akrab betul dengan sedikit buku yang berkualitas ketimbang dia punya koleksi bacaan yang banyak namun mutunya picisan (twaddly).

Dengan panduan konsep “pustaka hidup” (living books) sebagai prinsip seleksi buku, orangtua tidak perlu lagi kebingungan atau kemaruk setiap kali pergi ke toko buku. Memang di sana tersedia banyak sekali tawaran buku anak, dengan tema dan desain warna-warni meriah. Sepertinya serba menarik, tapi jika diteliti biasanya hanya sedikit yang memenuhi kriteria sebagai pustaka hidup.

Sedari dini memperkenalkan anak pada buku-buku berkaliber pustaka hidup bukan cuma akan membuat mereka suka membaca. (Charlotte menyebutkan usia 12 tahun sebagai titik kritis tradisi membaca; anak yang pada usia 12 tahun masih tidak suka membaca biasanya akan meneruskan sisa hidupnya sebagai pribadi yang enggan membaca.) Lebih dari itu. Relasi dengan koleksi pustaka hidup sejak dini mengkondisikan anak untuk menjadi penyuka buku-buku bermutu. Setelah dewasa kelak, “ia tidak mencari dan akan menolak jika ditawari buku-buku picisan,” kata Charlotte.

Apa tanda-tanda anak sedang atau telah menjalin relasi dengan buku-bukunya? Dari pengalaman pribadi saya sendiri dan rekan-rekan di Komunitas Charlotte Mason Indonesia, ada beberapa indikasi yang akan terlihat:

  • Anak minta dibacakan buku itu berulang-ulang.
  • Anak menceritakan kembali isi buku itu atas inisiatif sendiri, baik pada orangtua, orang dewasa lain, temannya, atau bonekanya.
  • Anak mendramatisir adegan-adegan buku itu dalam permainannya, misalnya bermain peran sebagai tokoh dalam buku itu.
  • Anak mengasosiasikan pengalaman sehari-harinya dengan isi dari buku. Anak kedua saya, misalnya, sejak berusia 3 tahun sudah sering menghubung-hubungkan yang ia lihat dengan adegan tertentu dari serial buku kesayangannya.
  • Anak meniru atau menciptakan sendiri gambar-gambar yang berkaitan dengan isi buku itu (biasanya ini terjadi ketika ilustrasi buku itu sangat berkesan baginya).
  • Anak terinspirasi (atas inisiatif sendiri, bukan karena disuruh) membuat atau mempraktekkan sesuatu yang dijelaskan di dalam buku itu. Misalnya, anak saya tiba-tiba menggunting kertas menjadi boneka-boneka kertas seperti tokoh Laura di buku Rumah Kecil di Rimba Besar.
  • Anak bisa menarasikan isi buku itu dengan baik meskipun telah berselang lama sejak dia membacanya
Facebook Comments

Article by Ellen K

Ellen Kristi. Ibu tiga anak homeschooler, praktisi metode CM dan penulis buku "Cinta Yang Berpikir", berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat ellenkristi@gmail.com

Previous StoryMengapa Anak Tantrum dan Cara Terbaik Menghadapinya
Next StoryBagaimana Jika Kelak Anak Menyesal Jadi Homeschooler?

Related Articles

  • Tiga Serangkai
    Pendidikan yang Melahirkan Orang-orang Besar
    View Details
  • Arah jelas, langkah tegas.
    Langkah Penting Memulai Homeschooling (dan Menjadi Praktisi CM)
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • Menyelaraskan Resolusi Tahun Baru dan Tujuan Hidup January 17, 2021
  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? January 15, 2021
  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? January 13, 2021
  • Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat? January 11, 2021
  • Profesi Mana yang Paling Tepat Untuk Anak Tekuni? January 6, 2021
  • Membantu Anak Belajar dari Masa Lalu Orangtuanya January 5, 2021
  • Membesarkan Anak Bukan Hanya Urusan Ibu-ibu January 4, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #5 January 3, 2021
  • Bahayanya Membandingkan Diri dengan Praktisi CM Senior December 18, 2020
  • Sekilas Panduan CM Soal Belajar Geografi December 17, 2020

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? 1.4k views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 13, 2021
  • Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya 891 views | 2 comments | by Ellen K | posted on November 22, 2011
  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? 807 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 15, 2021
  • Tunjukkan Cinta Lewat Waktu 401 views | 0 comments | by Ellen K | posted on November 26, 2011
  • Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat? 272 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 11, 2021

KOMENTAR TERKINI

  • Ellen K on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya
  • Amilia on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya
  • Ellen K on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Anita on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Erlin on Podcast #29: Menyiapkan Anak Belajar Membaca
  • Ika on Podcast #28: Menyusun Jadwal Belajar Keseharian

Visitors

Today: 219

Yesterday: 1137

This Week: 219

This Month: 19039

Total: 197245

Currently Online: 218

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.