Ingin anak Anda berperilaku gembira dan positif? Barangkali menguarkan aroma sedap bisa membantu! Para peneliti dari Monell Center mendapati bahwa indra penciuman mulai terintegrasi dengan penglihatan saat anak-anak menginjak usia lima tahun, dan itu mempengaruhi perilaku sosial mereka.
Simpulan riset Monell Center ini dipublikasikan November 2016 lalu di Developmental Science. Menurut ahli syaraf kognitif Valentina Parma yang ikut menggarap kajian ini, banyak orang dewasa yang tak sadar bahwa indra penciuman mempengaruhi cara seseorang memproses informasi, menafsirkan situasi, dan akhirnya mengambil keputusan.
“Kami menemukan bahwa sejak usia lima tahun, indra penciuman mempengaruhi keputusan emosional anak-anak,” kata Parma. Sebelum usia itu, keputusan anak lebih didominasi oleh indra penglihatannya.
Tim peneliti melakukan kajian terhadap 140 anak usia 3-11 tahun. Mereka diminta menghirup selama tiga detik salah satu dari tiga aroma: mawar, ikan, atau udara kosong. Setelah itu, mereka dihadapkan pada dua layar berisi dua ekspresi wajah dari orang yang sama. Anak-anak lalu disuruh memilih salah satunya: mau wajah bahagia atau wajah mual? Setelah itu anak disuruh menilai aroma yang tadi mereka cium, seberapa enak atau tidak.
Riset mendapati, anak-anak berusia di bawah lima tahun cenderung mengandalkan daya penglihatan saja saat membuat pilihan. Mereka tetap memilih wajah bahagia, apa pun aroma yang mereka cium.
Hasil berbeda muncul pada anak-anak berusia lima tahun ke atas. Mereka sudah mengintegrasikan indra penciuman dan penglihatan untuk membuat keputusan. Usai mencium aroma enak, mereka condong memilih wajah bahagia. Sebaliknya, mereka memilih wajah mual setelah terpapar aroma tak sedap.
“Sekarang kita tahu bahwa sejak berusia lima tahun anak-anak seusia menggunakan indera penciuman untuk membuat keputusan emosional. Informasi ini mungkin bisa digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengarahkan perilaku sosial,” ujar Parma. Tim peneliti berencana ke depannya ada riset lanjutan yang terkait dalam rangka merancang terapi sosial dan emosional bagi anak-anak. (EK)
no replies