KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
February 22, 2017  |  By Priska W In Praktik CM
Belajar Karena Suka vs Belajar Karena Paksaan
"Learning is a pleasure in itself." (Dok. Istimewa)
"Learning is a pleasure in itself." (Dok. Istimewa)
Post Views: 172

Saat ini sulung saya Yosua sudah memasuki tahun keempat proses homeschooling-nya dengan metode pendidikan CM. Dalam keseharian, kami tidak memakai sistem testing sekolahan sebagai penentu prestasinya. Yosua juga relatif tidak kenal metode menghafal dalam proses belajar.

Saya dan suami berusaha tak pernah memberi iming-iming hadiah supaya Yosua semangat belajar. Saya dan suami tidak mengukur prestasi anak dari nilainya, tapi dari seberapa besar gairah belajar yang dimilikinya, seberapa jauh perkembangan belajar yang ia lalui. Ketika anak berinisiatif mempelajari ini dan itu, bagi kami itu prestasi. Ketika anak banyak bertanya, itu prestasi. Ketika anak terus berusaha dan berusaha semakin baik dalam bidang yang ia tekuni, itu prestasi besar.

Ketika Yosua atas inisiatifnya sendiri mempelajari partitur-partitur musik yang baru, bagi saya itu prestasi. Saya berbahagia ketika tiap pagi mendengar Yosua langsung berlatih piano tanpa disuruh. Sungguh senang rasanya saat Yosua meminta saya mengunduh lagu ini-itu dari internet.

Belum lama ini, lantaran sering mendengar seorang teman memainkan Fur Elise, Yosua tertarik mempelajarinya juga. Dia mendapati ada partitur lagu itu di bagian akhir buku Beyer miliknya. Sejak itu, tiap hari dia berlatih Fur Elise. Dia juga jadi berminat pada riwayat komposernya, Ludwig van Beethoven, dan meminta saya mencarikan biografinya.

Betapa senangnya Yosua ketika saya berhasil mendapatkan cerita masa kecil Beethoven! Dia begitu menikmati setiap bagian cerita itu, mulai dari kisah Beethoven yang membuat komposisi lagu saat berusia 10 tahun, bentuk organ di zaman Beethoven masih kecil, sampai nasib Beethoven yang kehilangan pendengaran tapi masih terus mampu membuat komposisi musik dengan mengandalkan hati dan ingatannya.

Yosua hobi menggambar dan yang ia gambar tak jauh-jauh dari hobi musiknya. Gambar diri Beethoven, partitur musik, atau ansembel musik, misalnya. Dia menikmati proses belajar ini, bukan karena paksaan atau karena iming-iming hadiah.

Saya jadi teringat masa kecil dulu. Saya belajar piano lantaran disuruh orangtua, sementara Yosua sekarang belajar piano karena keinginannya sendiri. Saya ingat dulu saya selalu melihat jam dinding tatkala tengah berlatih, bawaannya ingin cepat-cepat selesai – berbeda dengan Yosua yang tanpa disuruh pun terus bercengkerama dengan piano, baik pagi, siang, maupun malam hari.

Inikah yang disebut oleh Charlotte Mason, education is a science of relationship, ketika benak anak menjalin relasi dengan subjek yang dipelajarinya, maka belajar itu akan menjadi proses yang benar-benar memuaskan baginya?

Saya setuju pada pemikiran CM bahwa setiap anak terlahir dengan hasrat untuk mempelajari segala hal di sekelilingnya. Anak-anak suka bertanya, bukan karena ingin juara, tapi karena memang ingin tahu. Bagi mereka, mengetahui itu saja sudah merupakan suatu kesenangan. Learning is a pleasure in itself. Itulah sebabnya mereka suka belajar apa saja. Rasa ingin tahu asali inilah yang idealnya menjadi motivasi utama anak dalam belajar. Jika anak belajar karena merasa butuh dan suka, maka sepanjang hayatnya dia akan menjadi pembelajar mandiri.

Belajar karena suka akan jauh lebih efektif ketimbang belajar karena paksaan. Jika belajar dilakukan hanya demi nilai atau ranking, prosesnya tidak akan memuaskan rasa ingin tahu anak atau menjawab kebutuhannya. Artinya, esensi belajar tidak terpenuhi.

Facebook Comments

Article by Priska W

Priska Widiyanto. Ibu dua anak homeschooler, praktisi metode CM yang berdomilisi di Jakarta. Dapat dihubungi di priska.widiyanto@gmail.com

Previous StorySaat Anak Nature Study, Orangtua Harus Apa?
Next StoryKontroversi Buku “Saru”

Related Articles

  • kids-comparison-gettyimages
    Bahayanya Membandingkan Diri dengan Praktisi CM Senior
    View Details
  • geografi
    Sekilas Panduan CM Soal Belajar Geografi
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • Anak-anak Malas Gerak dan Gampang Sakit, Kita Harus Apa? January 21, 2021
  • Bagaimana Mengembangkan Jiwa Seni Anak? January 19, 2021
  • Menyelaraskan Resolusi Tahun Baru dan Tujuan Hidup January 17, 2021
  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? January 15, 2021
  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? January 13, 2021
  • Belajar Musik: Haruskah Menunggu Anak Tampak Berminat atau Berbakat? January 11, 2021
  • Profesi Mana yang Paling Tepat Untuk Anak Tekuni? January 6, 2021
  • Membantu Anak Belajar dari Masa Lalu Orangtuanya January 5, 2021
  • Membesarkan Anak Bukan Hanya Urusan Ibu-ibu January 4, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #5 January 3, 2021

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • Mengapa Orangtua dan Guru Belum Berhasil Mendewasakan Karakter Anak? 1k views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 15, 2021
  • Mengapa Siswa Belajar Demi Nilai Bagus, Bukan Mencari Ilmu? 805 views | 0 comments | by Ellen K | posted on November 17, 2011
  • Kurikulum yang Anak Butuhkan agar Sukses dalam Hidupnya 485 views | 0 comments | by Ellen K | posted on November 16, 2011
  • Bagaimana Mengembangkan Jiwa Seni Anak? 275 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 19, 2021
  • Ke Mana Arah Pendidikan Anak Usia Dinimu? 223 views | 0 comments | by Ellen K | posted on January 13, 2021

KOMENTAR TERKINI

  • Ellen K on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya
  • Amilia on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya
  • Ellen K on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Anita on Pekerjaan Tak Sesuai “Passion”, Haruskah Ditinggalkan?
  • Erlin on Podcast #29: Menyiapkan Anak Belajar Membaca
  • Ika on Podcast #28: Menyusun Jadwal Belajar Keseharian

Visitors

Today: 1011

Yesterday: 2048

This Week: 5599

This Month: 24419

Total: 202625

Currently Online: 426

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.