KONTAK |  KEGIATAN | REKOMENDASI BUKU |

  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
CMIndonesia.com
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
  • TENTANG CM
    • Sekapur Sirih
    • Profil Charlotte Mason
    • 20 Butir Filosofi CM
    • Serial Home Education
    • Leksikon Metode CM
    • Bahan Belajar Metode CM
  • BERITA
  • KOLOM
  • PODCAST
  • PRINTABLES
    • KERTAS BERGARIS
    • REKOMENDASI BUKU #1
  • BUKU
    • Laman Reseller & Dropshipper
  • ARTIKEL
    • Praktik CM
    • Refleksi CM
    • Pengasuhan
    • Pengembangan Diri
    • Kata Riset
    • Mancanegara
  • RUBRIK
    • Opini
    • Resensi
    • Sosok
    • Tanya Jawab
    • Wawancara
June 11, 2018  |  By Ellen K In Tanya Jawab
Anak Tukang Nangis, Bagaimana Menghadapinya?
Dok. Istimewa
Dok. Istimewa
Post Views: 214

Saya ingin mendapat nasihat pengasuhan. Anak saya yang pertama N (4 tahun) sensitif. Dinasihati, menangis. Tidak dipinjami mainan oleh temannya, menangis. Menangis menjadi senjata utamanya. Sikap ini diikuti oleh adiknya, M (2 tahun). Saya sendiri tetap menunjukkan tidak terpengaruh oleh sikap mereka. Saya menyadari sepenuh hati bahwa sikap mereka saat ini terbentuk oleh kesalahan pengasuhan saya sebelumnya, yang akrab dengan bentakan dan cubitan. Saya bingung harus dari mana menerapkan the way of the will dan habit of obedience-nya? (Dari T di Tangerang)

Jawab:

Mbak T, satu hal yang jadi prinsip umum dalam menghadapi perilaku sulit anak adalah: kita hanya bisa memadamkan energi negatif dengan energi positif. Jangan ikut tantrum ketika anak tantrum, itu tidak akan memperbaiki situasi. Bentuk tantrum kita bisa macam-macam, mulai dari membentaknya supaya lekas diam sampai meninggalkannya karena tidak tahan mendengar dia menangis.

Ada satu langkah paling realistis saat anak mulai menangis dan kita bingung harus melakukan apa. Carilah tempat duduk dan duduklah. Jika tak ada tempat duduk, berdiri juga tak apa. Ingatkan diri sendiri: selama kita dalam kondisi emosional atau panik, jangan terburu-buru ingin melakukan sesuatu, nanti malah keliru. Dunia bisa menunggu, maka tenangkan diri saja dulu.

Mari cek ke dalam diri sendiri, pikiran dan perasaan dan impuls apa saja yang bermunculan di sana. Respons kita sangat disetir oleh semua seliweran pikiran dan perasaan itu, kecuali kita bisa mengambil jarak dari mereka.

Amati semua pikiran yang datang untuk menghancurkan ketenangan. Mungkin muncul makian pada anak – “Dasar cengeng! Begitu saja menangis!” Mungkin muncul makian pada diri sendiri – “Aku ibu yang tidak becus! Ini semua gara-gara aku dulu suka bentak dan nyubit!” Mungkin muncul kekuatiran – “Bagaimana kalau sampai besar dia nangisan terus? Orang-orang nanti bakal menganggap aku nggak bisa ngurus anak!” Mungkin muncul tuntutan – “Mengapa sih anak ini tak bisa kalem sedikit? Harusnya ngomong baik-baik kan bisa, nggak usah nangis!”

Amati semua sensasi di tubuh kita. Mungkin jantung kita berdebar lebih kencang. Mungkin telapak tangan kita jadi berkeringat. Mungkin mata kita jadi melotot. Mungkin nafas kita jadi memburu, terengah-engah. Atau mungkin malah badan kita serasa lemas? Cermati semuanya.

Amati pula berbagai perasaan yang berkecamuk. Coba namai apa saja emosi yang muncul di situ: putus asa, bingung, sedih, malu, merasa bersalah, marah, benci, atau lainnya?

Dan amati semua impuls yang muncul. “Aku bentak saja biar cepat diam!” “Gemes aku, pengen kucubit!” “Aku tinggal saja sampai dia berhenti menangis!” “Aku rasanya mau kabur ke kamar saja, mau ikut nangis keras-keras!” “Aku panggilkan bapaknya saja, nggak sanggup aku menangani anak ini!” Dan lain sebagainya.

Amati semuanya seolah-olah kita adalah helikopter yang melayang-layang di atas semua huru-hara pikiran, perasaan, sensasi, dan impuls itu. Pada saat itulah kita melihat bahwa sebetulnya sekacau apa pun isi hati kita, kita selalu punya kebebasan untuk memilih: apakah kita akan menyikapi situasi ini secara impulsif atau secara kalem-rasional-bijak?

Alih-alih hanyut dalam pusaran negatif, kita bisa memilih untuk tetap berpikir dan bertindak positif. Kita bisa memilih berkata dalam hati: “Wajar saja anakku menangis, dia belum bisa mengenali dan mengendalikan emosinya, namanya juga masih anak-anak!”. Kita bisa memilih bicara lembut pada anak, “Kakak sedih karena tadi teman tidak meminjami mainan? Perlu Bunda peluk?”. Kita bisa memilih memberi sugesti positif pada diri sendiri, “Sesulit apa pun perilaku anakku, aku akan tetap menyayanginya, aku akan terus membantunya bertumbuh lebih baik dari hari ke hari!”

Ketika kita bisa tenang, banyak solusi membangun yang bisa kita temukan. Kita bisa tetap kalem tetapi tegas memberi petunjuk moral (habit of obedience). Kita bisa membantu anak melewati setiap situasi sulit sebagai kesempatan baginya mendewasakan diri, secara tekun mendampinginya agar ia terbiasa memenangkan Kehendak atas impuls (way of the will).

Facebook Comments

Article by Ellen K

Ellen Kristi. Ibu tiga anak homeschooler, praktisi metode CM dan penulis buku "Cinta Yang Berpikir", berdomisili di Semarang. Dapat dihubungi lewat ellenkristi@gmail.com

Previous StoryMelatihkan Kebiasaan Baik Baru Pada Anak, Tak Sampai Seminggu
Next StoryKetika Anak Egois dan Tak Mau Berbagi

Related Articles

  • Perilaku anak bikin emosi?
    Kita Harus Apa Saat Anak Susah Diatur dan Emosi Memuncak?
    View Details
  • Tanya Jawab_Anak Egois Tak Mau Berbagi
    Ketika Anak Egois dan Tak Mau Berbagi
    View Details

no replies

Leave your comment Cancel Reply

(will not be shared)

Charlotte Mason Indonesia

Media informasi pendidikan karakter. Menyajikan beragam berita, gagasan filosofis sampai tips dan trik bagi orang tua dan guru agar berhasil mendidik anak menjadi pribadi yang “berpikir tinggi, hidup membumi.”

Cinta yang Berpikir. Penulis: Ellen Kristi

Terbaru

  • Mendampingi Anak Belajar Seni Berpuisi February 28, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Pelatihan Mendewasakan Emosi” Angkatan #4 February 18, 2021
  • Podcast #35: Belajar Sastra ala Metode CM February 14, 2021
  • Pelajaran Berhitung Pertama Anak Prasekolah February 11, 2021
  • Apa Ruginya Kalau Anak Tidak Kenal Ninabobo dan Tembang Dolanan? February 9, 2021
  • Podcast #34: Tetap Kalem Saat Anak Emosional February 6, 2021
  • Refleksi Seorang Guru tentang Kesalahan Umum Orangtua dan Guru February 5, 2021
  • DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6 February 3, 2021
  • Yang Harus Dibenahi dalam Pendidikan Sains Kita February 2, 2021
  • Podcast #33: Proses Belajar Menulis Kreatif ala Metode CM January 30, 2021

Arsip

Charlotte Mason Indonesia

Alamat
Jl. Jeruk VII/24
Semarang 50249

Jam Kegiatan:
Senin—Jumat: 9:00AM–5:00PM

POPULER

  • Mendampingi Anak Belajar Seni Berpuisi 158 views | 0 comments | by admin | posted on February 28, 2021
  • 10 Ciri Pribadi Kekanak-kanakan dan Solusinya 137 views | 0 comments | by admin | posted on September 16, 2017
  • Mengapa Anak Tantrum dan Cara Terbaik Menghadapinya 57 views | 0 comments | by Ellen K | posted on August 1, 2012
  • Rilis Rekomendasi Tim Kurikulum CMid Tahap #1 57 views | 0 comments | by admin | posted on February 12, 2019
  • DIBUKA: Program Daring “Pelatihan Mendewasakan Emosi” Angkatan #4 33 views | 0 comments | by admin | posted on February 18, 2021

KOMENTAR TERKINI

  • Ellen K on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Sizi on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Ellen K on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Normalita h on DIBUKA: Program Daring “Training for Habit Trainers” Angkatan #6
  • Ardiba on Pendidikan ala CM untuk Keluarga Muslim
  • Ellen K on Membantu Anak Menemukan Tujuan Hidupnya

Visitors

Today: 121

Yesterday: 610

This Week: 3275

This Month: 11680

Total: 244964

Currently Online: 109

Copyright ©2011-2021 Charlotte Mason Indonesia. All Rights Reserved. || Web Development: Whoups Creative Co.